Refleksi Keterkaitan Pembeljaran Berdiferensiasi, Sosial Emosional dan Coaching

Koneksi Antar Materi 2.2: Coaching untuk Supervisi Akademik

Peran saya sebagai coach disekolah adalah memaksimalkan potensi pada siswa maupun rekan sejawat untuk mengadirkan proses pembelajaran yang memenuhi kebutuhan belajar murid, melalui pembelajaran berdeferensiasi dengan konten materi yang bervariasi misalkan dalam bentuk artikel, gambar, video dan demonstrasi, kemudian proses yang juga bervariasi dengan memberi banyak instruksi/arahan pada kelompok-kelompok kecil, serta produk yang bervariasi dengan memberikan tugas dengan berbagai bentuk cara yang menurut murid paling nyaman, misalkan dengan rekaman audio, tulisan, atau activity wizard.

Kemudian menerapkan pembelajaran sosial dan emosional dengan mengintegrasikan pada kurikulum pembelajaran misalkan diawal jam pelajaran mempraktikkan sikap respect dengan memperhatikan lingkungan sekitar dengan cara memfoto area yang tidak sedap dipandang kemudian membuat deskripsi gambar yang tidak sedap dipandang tersebut, sestelah itu membuat solusi-solusi atau langkah-langkah supaya menjadi lebih sedap dipandang, untuk mempraktikkan langkah-langkah tersebut dilakukan secara parsial supaya pembelajaran tetap efektif.

Dalam mengimplementasikan kesadaran penuh disela-sela praktikum siswa diminta untuk menghentikan semua aktivitas kemudian menyuruhnya untuk melihat sekitar ruangan dan memintanya untuk menyebutkan 5 benda yang dilihatnya, dengan demikian pikiran siswa yang terfosir dengan mengerjakan praktikum di nol-kan dengan cara mindfulness tersebut.

Pertama mempraktikkan ini saya merasa canggung dan kurang maksimal mungkin siswa juga merasa aneh apa maksudnya dia melakukan mindfulness, namun dengan seiring waktu sering dipraktikkan menjadi hal yang biasa dan saling memahami, kemudian saya juga semakin tatak melakukannya.

Tentu hal baik yang saya rasakan adalah menjadi seorang coach adalah telah mempraktikkan kehadiran penuh yang saya buktikan dengan pembelajaran berdiferensiasai dan sosial emosional, namun hal yang masih perlu saya perbaiki adalah menjadi pendegar yang aktif dan mengajukan pertanyaan berbobot, seringkali saya dalam percakapan dengan siswa saya langsung memberikan solusi, padahal soulis itu bisa hadir dari dalam diri siswa.

Saya meraskan sudah menerapkan paradigma berfikir dan prinsip serta kompetensi coach, seringkali belum maksimal dan teridentifikasi, hanya saja yang membedakan adalah solusi bukan pada cochee dan tidak sesuai dengan alur TIRTA hanya sebatas pada identifikasi dan langsung memberi solusi, dengan demikian modul ini sebenarnya mempertebal dan memperjelas hal-hal yang pernah dilakukan oleh soarang pendidik.

Saya memiliki pandangan bahwa budaya coaching ini belum sepenuhnya mandarah daging di lingkungan Pendidikan, misalkan saya selama ini belum pernah tahu ada coachee yang minta untuk di coaching, yang terjadi adalah lebih kepada mengajak berdiskusi dan yang mengajak berdiskusi bukan si coachee tetapi coach (dalam hal ini misalnya sebagai wakil kepala sekolah megajak diskusi untuk mengkonfirmasi kasus tertentu), kemudian muncul tantangan baru yaitu bagaimana budaya coaching bisa diterapkan dilingkungan sekolah, saya pikir supaya coachee yang menawarkan diri untuk berdiskusi yaitu dengan melakukan pembiasaan diri dilingkungan sekolah melalui ajakan dengan kalimat tanya mislanya “Adakah yang bisa kita diskusikan?” dengan demikian siapapun akan terbuka untuk menjadi coachee.

Dalam buku 8 Series Businnes Workshop pada bagian Mambangun TIM salah satu keterampilan seorang bisnis owner adalah coaching, yaitu owner mampu memberikan arahakan pada pegawainya untuk membantu meningkatkan produktifitas dan kinerja karyawan serta untuk meningkatkan kompetensi dan menggali potensi karyawan, coach bekerja dengan lima pendekatan yaitu positif, supportive, Goal Oriented, focus, dan Penuh Perhatian.

Kompetensi Pendekatan Coach

Demikian refleksi keterkaitan antara pmbelajaran berdiferensiasi, Sosial Emosional dan Coaching, yang saya bagi Pratik baik dan pandangan saya selama mengikuti pembelajatan coaching.

Jika kalian ingin bertanya, saya @saifulindo ada di Twitter.