Antara Adab dan ilmu

Prinsip para salaf adalah “mereka mempelajari tentang adab, sopan santun dan tata krama, sebelum/sebagaimana mereka mempelajari ilmu”. Mereka sangat mendorong para muridnya untuk mengetahui adab sebelum mengerjakan ilmu. Adab-adab tersebut meliputi adab kepada dirinya sendiri, keluarganya, kepada gurunya, teman-teman, dan sahabatnya serta adab kepada semua manusia.

Seorang penuntut ilmu wajib memiliki adab kesopanan, yang tercermin dalam perilakunya bersama gurunya, dan bersama sahabat-sahabatnya. Pendidikan adab kepada seorang penuntut ilmu sebelum pendidikan ilmu adalah perkara yang sangat mendasar dan penting. Berikut perkatan para imam salaf yang begitu banyak menghasung akan perkara tersebut.

Pertama

Al-Imam Malik rahimahullah mengatakan kepada salah seorang pemuda Quraisy :

يَا اِبْنَ أَحِيْ، تَعَلَّمْ الاَّدَبَ قَبْلَ أَنْ تَتَعَلَمَ الْعِلْمَ

“Wahai anak saudaraku, belajarlah tentang adab sebelum engkau belajar ilmu.”[1]

kedua

Ibnu Wahb rahimahullah mengtakan:

مَا نَقَلْنَا مِنْ أَدَبِ مَلِكِ أَ كْثَرُ مِمَّا تَعَلَّمْنَا مِنْ عِلْمِهِ

“Apa yang kami peroleh dari al-Imam Malik berupa adab, itu lebih banyak dari apa yang kami peroleh berupa ilmu.”[2]

ketiga

AL-Khatib al-Bagdadi rahimahullah meriwayatkan dari Malik ibn Annas, bahwa Ibnu Sirin pernah mengatakan :

كَا نُوْا يَتَعَلَمُوْنَ الْهَدْيَ كَمَا يَتَعَلَّمُوْنَ الْعِلْمَ

“Mereka (para salaf) mempelajari tentang adab sebagaimana mereka mempelajari tentang ilmu”[3]

keempat

Malik ibnu Anas rahimahullah menceritkan bahwa ibunya dahulu mengtakan kepadanya:

اِذْهَبْ إِلَى رَبِيْعَةَ، فَتَعَلَمْ مِنْ أَدَبِهِ قَبْلَ عِلْمِهِ

“Pergilah kamu kepada Rabi’ah, dan pelajari tentang adabnya sebelum mempelajari ilmunya.”[4]

kelima

Abu Abdillah al-Balkhi rahimahullah mengatakan:

أَدَبُ الْعِلَمِ أَكْثَرُ مِنَ الْعِلْمِ

“Adab-adabnya ilmu itu lebih banyak daripada ilmu itu sendiri”[5]

keenam

Ibnul Mubarak rahimahullah mengatakan bahwa Mukhallid ibn al-husain telah berkata kepadaku:

أنَحْنُ إِلَى كَثِيْرٍ مِنَ الْأَ دَبِ أَحْوَجُ مِنَّا إِلَى كَثِيْرٍمِنَ الْحَدِيْثِ

“Kami mendalami seputar adab itu lebih kami butuhkan daripada sekadar banyak menghafal hadits.”[6]

Bibliography

[1] Hilyatul Auliya’ 6/330, oleh Abu Nu’am
[2] Siyar A’lam an-Nubala’ 8/113, oleh adz-Dzahabi
[3] al-Jami’ li Akhlaqir Rawi wa Adabis Sami’ 1/79, oleh al-Khathib al-Baghdadi
[4] Tanwirul Hawalik Syarh al-Muwathth’ lil Imam Malik hlm. 164, oleh as-Suyuthi
[5] al-Jami’ li Akhlaqir Rawi wa Adabis Sami’ 1/79, oleh al-Khathib al-Baghdadi
[3] al-Jami’ li Akhlaqir Rawi wa Adabis Sami’ 1/80, oleh al-Khathib al-Baghdadi

Catatan Penulis

Saya menyalin tidak seluruhnya, dalam majalah perkataan para salaf disebutkan sebanyak sebelas akan tetapi dalam blog ini saya tulis hanya menyebutkan enam saja, untuk lebih lengkapnya bisa merujuk ke sumber tulisan, semoga bermanfaat dan menambah semangat kita dalam beramal.

“pelajarilah dasarnya ilmu, atau engkau tidak akan pernah bisa menguasai ilmu tersebut dengan luas [perkataan ulama]”

Sumber :

Majalah Al-Furqon Edisi 4 tahun ke-14/151 hlm. 62-63, oleh Al-Ustadz Abu Faiz hafidzahullah.