Bahagiakan Aku dengan Keindahan Akhlakmu

Disusun oleh: Ustadz Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman, Hafidzahullah

SUAMI ISTRI WAJIB BERGAUL DENGAN BAIK

Pasangan suami istri wajib berinteraksi dengan baik antara satu sama lain. Allah subhanahhu wa ta'ala berfirman:

وَعَا شِرُوهُنَّ بِاٌلْمَعْرُوفِ

“Dan bergaullah dengan mereka secara patut. (QS an-Nisa’ [4]:19)”

Al-Imam Ibnu Katsir mengatakan, “Baguskanlah ucapan kalian kepada para istri, baguskan pula perbuatan dan penampilanmu menurut kemampuan, sebagaimana hal itu wajib bagi istri.”[1]

Jika setiap pasangan mampu mewujudkan hal ini, maka kebahagianlah yang akan didapat kehidupan rumah tangga menjadi penuh dengan ketentraman dan kedaimaian

AKHLAK KUNCI KEBAHAGIAN

Akhlak adalah barometer kebaikan seseorang. Sebab, akhlak adalah gambaran agama dan iman. Al-Imam Ibnul Qayyim berkata, "Agama ini seluruhnya adalah akhlak; barang siapa memperbaiki akhlaknya maka baik pula agamanya."[2]

Sebaliknya, ketidakpedulian seseorang akan masalah akhlak merupakan indikasi akan kelemahan agama dan keimanannya. Al-Imam Fudhail bin Iyadh mengatakan, "Barang siapa jelek akhlaknya maka jelek pula agamanya."[3]

Bagi seorang suami, akhlak yang bagus merupakan keharusan. Bahkan bagusnya akhlak bisa mengalahkan kebahagian yang sifatnya materiil dan duniawi. Betapa banyak para istri yang terpesona dan tergila-gila dengan seorang suami hanya karena akhlaknya, walupun secara materi kurang. Karena itu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam' menganjurkan agar seorang suami berbuat baik kepada instrinya. Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيْمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَخِيَارُكُمْ لِنِسَا ئِهِمْ خُلُقًا

“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya kepadda istrinya.”[4]

AKHLAK SUAMI YANG MEMBAHAGIAKAN ISTRI

  1. Menasihatkan Kebaikan
  2. Suami idaman akan selalu menasihati istrinya dengan nasihat yang baik. Nasihat tersebut berhubungan dengan perkara dunia ataupun akhiratnya. Wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok; ia selalu butuh akan nasihat dan arahan. Karena itu, Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam berpesan:

    وَاسْتَوْصُوابِالنِّسَاءِفَإِنَّ الْمَرْأَةَخُلِقَتْ مِنْ ضِلَعٍ وَإِنَّ أَعْوَجَ شَيْءٍفِي الضَّلَعِ أَعْلاَهُل إِنْ ذَهَبْتَ تُقِيمُهُ كَسَرْتَهُ وَإِنْ تَرَكْتَهُ لَمْ يَزَلْ أَعْوَجَ اسْتَوْصُوابِالنِّسَاءِخَيْرًا

    “Sampaikanlah wasiat (pesan/nasihat kebaikan) kepada kaum wanita. Sebab, sesungguhnya seorang wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya bagian yang paling bengkok pada tulang adalah bagian atasnya; jika engkau meluruskannya maka negkau akan mematahkannya, dan jika engkau membiarkannya maka ia akan tetap bengkok. Sampaikanlah wasiat/pesan kebaikan kepada kaum wanita.”[5]

    Nasihat kebaikan dari suami untuk istrinya bertujuan agar wanita tetap berada di jalan yang diridhai. Akhlak semacam inilah yang diidam-idamkan oleh istri (pada suaminya); suami yang bisa menjadi imam bagi dirinya dan anak-anaknya.

  3. Memaafkan
  4. Seorang suami yang berakhlak tentu akan mudah memaafkan kesalan istrinya. Dia tidak hanya menuntut istrinya memaafkan dirinya, anmun diapun berlapang dada menerima kesalahan istrinya. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

    وَالْكَظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّ سِ وَاللهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

    Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.(QS. Ali ‘Imran [3]:134)

    Dan inilah akhlak suri teladan kita, Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam. Hadits berikut ini bisa dijadikan renungan untuk kita bersama:
    Aisyah radhiallahu'anha berkata: Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam pernah berkata kepadaku, "Sungguh aku tahu jika engkau sedang ridha kepadaku dan jika engkau sedang marah padaku." Aku menjawab, "Dari mana engkau tahu hal itu?" Nabi shalallahu 'alaihi wasallam berkata, "Jika engkau sedang ridha kepadaku, engkau akan berucap, 'Demi Rabbnya Muhammad.' Dan jika engkau sedang marah kepadaku, engkau akan berucap. 'Demi Rabbnya Ibrahin.'" Aku berkata, "Benar wahai Rasulullah, aku tiddak meninggalkan kecuali namamu,"[6]

    Dari Ummu Salamah radhiallahu'anha bahwasannya beliau mengirim makanan dalam mangkuk untuk rasulullah shalallhu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya. Maka Aisyah radhiallahu 'anha datang dengan memakai kain penutup sambil memegang palu. Kemudian Aisyah radhiallahu'anha memecah mangkuk makanan milik Ummu Salamah radhiallahu 'anha. Nabi shalallahu 'alaihi wasallam lantas mengumpulkan pecahan mangkuk tersebut. Lalu beliau berkata, "Makanlah oleh kalian, ibumu sedang cemburu." Kemudian Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam mengambil mangkuk milik Aisyah radhiallahu 'anha dan diberikan kepada Ummu Salamah radhiallahu'anha, dan mangkuk pecah milik Ummu Salamah radhiallahu'anha diberikan kepada Aisyah radhiallahu'anha.[7]

  5. Penyabar
  6. Kesabaran suami mutlak dibutuhkan; kesabaran dalam menghadapi anak-anak, ddalam menjalani kesulitan hidup, dan dalam menyikapi kekurangan istri. Setiap pasangan pasti punya kekurangan, dan menyikapi kekurangan tersebut adalah dengan bersabar dan terus memperbaiki. Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda:

    لاَيَفْرَكْ مُؤْمِنْ مُؤْمِنَةً، إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلْقًا رَصِيَ مِنْهَا آخَرَ

    "Janganlah laki-laki mukmin membenci wanita mukminah. Sebab, jika ia membenci salah satu perangainya maka ia akan menyukai perangai yang lain."[8]

    Al-Imam an-Nawawi berkata, “Yaitu hendaknya seorang laiki-laki jangan membenci wanita. Jika dia mendapati padanya ada perangai yang tidak disukai maka pasti dia akan mendapati perangai lain yang dia senangi, seperti misalnya parasnya wajahnya kurang cantik tetapi dia taat beragama, atau bagus akhlaknya, penyayang, dan menjaga diri dan sebagainya."[9]

    Begitu juga kesulitan hidup, permasalahan rumah tangga, maka hadapilah dengan kesabaran. Suami idaman istri adalah yang sabar ketika mencari nafkah, sabar mencari keutamaan dari Allah subhanahu wata'ala berfirman:

    اِنَّمَا يُوَفَّى الصَّبِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ

    "Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas" (QS. Az-Zumar[39]: 10)

    Sebagian ulama salaf berkata, "Ketahuilah bahwasannya tidak disebut akhlak yang baik terhadap istri hanya dengan menahan diri dari menyakitinya, namun (lebih dari itu, yakni) dengan bersabar dari celaan dan kemarahaanya."

  7. Shalih dan berilmu
  8. Keshalihan suami adalah kebaikan bagi seluruh anggota keluarga. Karena itu, suami yang shalih akan menjadi harapan setiap wanita. Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam menganjurkan agar seorang wanita tidak menolak lamaran laki-laki shalih yang datang; beliau bersabda:

    إَذَاجَاءَكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَأَ نْكِحُوْهُ إِلاَّ تَكُنْ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادُ

    "Apabila datang kepadamu seorang yang engkau ridhai agamanya dan akhlaknya, maka nikahkanlah dia. Jika kalian tidak melakukannya maka akan terjadi fitnah dan kerudakan di muka bumi."[10]

    Keshalihan dan ilmu seorang suami akan memberi penerangan dalam menjalankan roda kehidupan berumah tangga. Dengan ilmunya, pernikahan akan selalu trarah ke jalan yang diridhai Allah subhanahu wata'ala Dengan keshalihannya, akan lahir keturunan yang baik dan menyejukkan mata. Aamiiiin.

  9. Tidak Sombong
  10. Seorang suami memang telah dilebihkan posisinya oleh Allah. Allah subhanahu wata'ala berfirman:

    وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِى عَلَيْهِنَّ بِاْلمَعْرُوفِ وَلِلرَّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَاللهُ عَزِيزٌحَكِيمٌ

    Dan para wanita/istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibanya menurut cara yang makruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.(QS. al-Baqarah[2]:228)

    Akan tetapi, kelebihan posisinya tidak lantas menjadikan dirinya congkak. Memang suamilah yang mencari rezeki tetapi janganlah dia sombong dengan itu semua. Memang benar suamilah yang lebih berilmu,lebih alim, lebih shalih, tetapi hal itu tidaklah boleh membuatnya sombong. Nabi kita Muhammad shalallahu'alaihi wasallam, beliau akan menanggalkan seluruh pangkat kehormatan jika telah masuk rumah; beliau tawadhu’(rendah hati) dengan ikut membantu urusan keluarga.

    Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, Urwah bertanya kepada Aisyah radhiallahu'anha, "Apa yang dikerjakan oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam di dalam rumahnya?" Aisyah radhiallahu'anha menjawab, 'Beliau menjahit bajunya, memperbaiki sendalnya, dan mengerjakan pekerjaan laki-laki jika dirumahnya.' Dan dalam riwayat Ibnu Hibban dari jalur yang lain, 'Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam adalah manusia seperti manusia biasa, beliau menjahut bajunya, memerah susu kambingnya, beliau mengerjakan kebutuhannya sendiri."[11]

Inilah akhlak suri teladan bagi kita, Maka dari itu, wahai para suami, bahagiakanlah istrimu dengan akhlakmu. Semoga kita diberi keindahan akhlak dan dapat berhias dengannya. Aamiiiin, Allahu A’lam. []

Bibliography

[1] Tafsir Ibnu Katsir 2/242
[2] Madarijus Salikin 2/320
[3] Adab Syar’iyyah 2/191
[4] HR. at-Tirmidzi: 1162, disahihkan oleh syaikh al-Albani dalam kitabnya, ash-shahihah no. 284
[5] HR. al-Bukhari: 5186, Muslim: 1468
[6] HR. al-Bukhari: 52228, Muslim: 2439
[7] HR an-Nisa’i. Lihat al-IRwa’ 5/360. Asalnya dalam Shahih al-Bukhari.
[8] HR. Muslim: 1469
[9] Syarah shahih Muslim 10/58
[10] HR at-Trimidzi: 1085, Ibnu Majah: 1967, al-Hakim 2/164. Hadits ini dinyatakan hasan oleh syaikh al-Albani dalam ash-Shahihah: 1022.
[11] Fat-hul Bari 10/461

Sumber :

Majalah Al-Furqon Edisi 6 tahun ke-16 176 hlm. 70-72, oleh Ustadz Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman, Hafidzahullah.